This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 19 April 2014

PILIHAN

Adakalanya kita sebagai manusia merasa kebingungan dengan apa yang sebenarnya manusia itu lakukan. Untuk menjawab semua itu, manusia harus dituntunt untuk menentukan jalan hidupnya sendiri, agar hidup di ditempat yang sudah ditentukan oleh Tuhan ini bisa dicapai dengan tujuan dari hidup yang sudah ditentukan. 
Di dalam hidup manusia selalu terpaku pada waktu yang tidak terlepas dari kemarin, sekrang dan esok. Dalam menyikapi waktu, kadang manusia selalu bingung tentang waktu yang sudah ditentukan tersebut. Hari kemarin adalah penentu sekarang yang sedang dilakukan, dan sekarang adalah hari yang akan menentukan hari esok. dan seterunya begitu dalam kehidupan manusia. Manusia selalu betanya kepada dirinya sendiri "apa yang harus dilakukan sekarang untuk memenuhi kehidupan supaya bisa berguna bagi dirinya sendiri dan orang lain, bahkan yang lebih luas berguna untuk sebuah kelompok dan bangsanya sendiri?". Untuk menjawab pertanyaan seperti demikian, tidak ada lagi selain menentukan satu pilihan dari sekian ribu pilihan. Pilihan adalah pertimbangan dari kemampuan yang kita miliki. Kita sadar dengan pilihan kita, dan kita harus sadar dengan kondisi yang telah ada.
Terkadang pilihan yang kita pilih acapkali tidak sesuai dengan apa yang kita pilih. Pilihan adalah pertimbangan, tetapi "apakah kita tahu maksud dari pertimbangan tersebut? apakah mungkin pertimbagan tersebut adalah jawaban dari pilihan kita? Jawabannya adalah pertimbangan tidak selalu menghasilkan pilihan yang sempurna dan pertimbangan acapkali bertolak belakang dengan pilihan kita yang pada akhirnya kita terjebak oleh pilihan yang kita pilih.
Dewasa ini saya selaku penulis berumur 21 tahun. Dimana saya menjadi mahasiswa tingkat menengah dari perkuliahan. Saya sebagai mahasiswa terlah memilih dengan beribu pertimbangan. Mahasiswa dibekali dengan berbagai ilmu, tetapi pada dasarnya ilmu tidak sepenuhnya sempurna terhadap pilihan kita. Ilmu hanya menerangkan apa yang telah terjadi dengan berbagai penjelasan-penjelasan yang logis, dimana bisa diterima oleh pemikiran manusia. Tetapi pada kenyataannya, di dalam kehidupan masnusia banyak kejadian-kejadian yang berada diluar akal manusia.
Kuliah, organisasi, keluarga, dan teman adalah sebagian dari pilihan kita. keempat aspek ini adalah pilihan yang telah ditentukan oleh setiap mahasiswa pada umumnya. Teapi pada dasarnya kita selalu terjebak oleh keempat aspek tersebut, dan acapkali merasa tidak percaya terhadap dirir sendiri sehingga selalu menimbulkan pertanyaan "Apakah saya memiliki kemampuan? Apakah saya bisa berguna untuk orang lain dan kelompok?" kedua pertanyan ini hanyalah sebagian kecil dari beribu pertanyaan yang belum bisa terjawab. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, hanya satu yang bisa menjawab yaitu pilihan yang sudah kita pilih pada sekarang ini.
Dudi Saepudin       

Jatinangor, 20 April 2014

Selasa, 28 Mei 2013

Denah Untuk Lomba Baris Berbaris Tingkat SD, SMP, dan SMA Se-Nasional @Unpad


Sabtu, 06 April 2013

pramuka wallpaper


Kamis, 04 April 2013

PESANTREN ASSYROFUDDIN

TRANSKIP WAWANCARA PESANTREN ASSYROFUDDIN


PERKEMBANGAN PESANTREN ASYROFUDDIN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas wawancara Mata Kuliah Sejarah Lisan

Dosen:
Dr. Reiza D. Dienaputra, M.Hum.
N. Kartika, S.S., M.Hum.

Oleh:
Nama   :           Dudi Saepudin
NPM   :           180310110044




PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2012
INDEKS WAWANCARA

Menit 00.00 – 25.50   Terdengar suara pengajian dari salah satu mesji Asyrofuddin
Menit 00.00 – 25.50   Terdengar suara kicauan burung.
Menit 00.02 – 00.03   Mengucapkan Basmalah.
Menit 00.04 – 00.05   Mengucapkan salam.
Menit 00.06 – 00.39   Label wawancara
Menit 00.40 – 00.45   Pewawancara mengajukan pertanyaan mengenai sejarah Pesantren Asyrofuddin.
Menit 00.46 – 04.39   Narasumber menjawab pertanyaan mengenai sejarah Pesantren Asyrofuddin.
Menit 00.47 – 00.49   Terdengar suara ayam berkokok.
Menit 03.35 – 03.40   Terdengar suara motor.
Menit 03.44 – 03.45   Terdengar suara motor .
Menit 04.20 – 04.25   Terdengar suara motor.
Menit 04.25 – 04.28   Terdengar suara motor.
Menit 04.32 – 04.33   Terdengar suara anak ayam.
Menit 04.35 – 04.37   Terdengar suara batuk.
Menit 04.40 – 04.55   Pewawancara mengajukan pertanyaan mengenai asal-usul dari Kiai Asyrofuddin.
Menit 04.57 –  06.28  Narasumber menjawab pertanyaan mengenai asal-usul dari Kiai Asyrofuddin.
Menit 06.30 – 06.38   Pewawancara mengajukan pertanyaan mengenai alasan Kiai Asyrofuddin mendirikan Pesantren Asyrofuddin.
Menit 04.40 – 07.50   Narasumber menjawab pertanyaan mengenai alasan Kiai Asyrofuddin mendirikan Pesantren asyrofuddin.
Menit 07.54 – 08.02   Pewawancara mengajukan pertanyaan mengenai sikap Pemerintah Sumedang dan Hindia Belanda.
Menit 08.03 – 08.04   Narasumber membalikan pertanyaan.
Menit 08.04 – 04.06   Pewawancara meluruskan Pertanyaan dari maksud pertanyaan itu.
Menit 08.08 – 09.06   Narasumber menjawab pertanyaan mengenai sikap pemerintahan Sumedang dan Hindia Belanda.
Menit 08.14 – 08.17   Terdengar suara motor.
Menit 09.06 – 09.08   Terdengar suara batuk.
Menit 09.09 – 09.20   Pewawancara mengajukan pertanyaan mengenai Pesantren yang bepindah-pindah tempat.
Menit 09.16 – 09.19   Terdengar suara motor.
Menit 09.22 – 11.12   Narasumber menjawab pertanyaan mengenai Pesantren yang berpindah-pindah tempat.
Menit 11.00 – 11.05   Terdengar suara anak kecil.
Menit 11.16 – 11.32   Pewawancara mengajukan pertanyaan mengenai sikap dan keadaan Masyarakat Conggeang.
Menit 11.35 – 11.38   Terdengar suara motor.
Menit 11.35 – 13.27   Narasumber menjawab pertanyaan mengenai sikap dan keadaan Masyarakat Conggeang.
Menit 11.37 – 11.39   Terdengar orang yang batuk.
Menit 11.47 – 11.51   Terdengar suara anak kecil yang ngobrol.
Menit 12.24 – 12.27   Terdengar suara motor.
Menit 12.31 – 12.34   Terdengar suara motor.
Menit 12.51 – 12.53   Terdengar suara motor.
Menit 13.00 – 13.03   Terdengar suara motor.
Menit 12.24 – 12.27   Terdengar suara motor.
Menit 13.32 – 13.53   Pewawancara mengajukan pertanyaan mengenai keadaan Pemerintah Conggean
Menit 13.53 – 13.54   Narasumber membalikan pertanyaan.
Menit 13.55 – 13.56   Pewawancara menjawab singkat.
Menit 13.59 – 14.56   Narasumber menjawab pertanyaan mengenai keadaan Pemerintah Conggeang.
Menit 14.56 – 15.05   Pewawancara mengajukan pertanyaan mengenai timbal-balik Pemerintah Sumedang dengan Pesantren Asyrofuddin.
Menit 15.05 – 15.54   Narasumber menjawab pertanyaan mengenai timbal-balik Pemerintah Sumedang dengan Pesantren Asyrofuddin.
Menit 15.45 – 15.46   Terdengar suara batuk dari anak kecil.
Menit 15.48 – 15.51   Terdengar suara batuk dari anak kecil.
Menit 15.55 – 15.56   Terdengar suara anak kecil.
Menit 15.57 – 16.11   Pewawancara mengajukan pertanyaan mengenai adanya ancaman dari luar.
Menit 15.58 – 16.00   Terdengar suara anak kecil.
Menit 16.14 – 18.27   Narasumber menjawab pertanyaan mengenai adanya ancaman dari luar.
Menit 16.41 – 16.42   Terdengarnya suara anak kecil.
Menit 16.51 – 16.52   Terdengarnya suara anak kecil.
Menit 17.13 – 16.14   Terdengarnya suara orang.
Menit 17.35 – 17.38   Terdengar suara motor.
Menit 17.40 – 17.43   Terdengar suara motor.
Menit 17.54 – 17.47   Terdengar suara motor.
Menit 18.28 – 18.36   Pewawancara mengajukan pertanyaan mengenai sikap para santri Pesantren Asyrofuddin menghadapi proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Menit 18.38 – 19.27   Narasumber menjawab pertanyaan mengenai sikap para santri Pesantren Asyrofuddin menghadapi proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Menit 19.31 – 19.48   Pewawancara mengajukan pertanyaan mengenai minat masyarakat terhadap Pesantren Asyrofuddin sejalan perkembangan pendidikan di Kabupaten Sumedang.
Menit 19.51 – 21.33   Narasumber menjawab pertanyaan mengenai minat masyarakat terhadap Pesantren Asyrofuddin sejalan perkembangan pendidikan di Kabupaten Sumedang.
Menit 21.35 – 21.47   Pewawancara mengajukan pertanyaan mengenai pandangan Pesantren Asyrofuddin terhadapa aliran dan Organisasi agama.
Menit 21.50 – 24.04   Narasumber menjawab pertanyaan mengenai pandangan Pesantren Asyrofuddin terhadapa aliran dan Organisasi agama.
Menit 24.06 – 24.15   Pewawancara mengajukan pertanyaan mengenai manfaat dengan adanya Pesantren Asyrofuddin terhadap masyarakat Conggeang.
Menit 24.16 – 25.23   Narasumber menjawab pertanyaan mengenai manfaat dengan adanya Pesantren Asyrofuddin terhadap masyarakat Conggeang.
Menit 25.24 – 25.27   Pewawancara mengucapkan terima kasih kepada narasumber.
Menit 25.27 – 25.50   Label wawancara akhiran.










TRANSKIP WAWANCARA

            Pada saat dimulainya dan sampai akhir wawancara, terdengar suara Pengajian dari mesjid yang berada di kawasan Asyirofuddin, serta suara kicauan burung yang hinggap di salah satu pohon.
Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu’alaikum WR. WB
Eu.. Hari ini Sabtu 23 Oktober 2012, Saya  Dudi Saepudin mengadakan wawancara dengan Bapak Munzil B.Z, mengenai tema perkembangan pesantren Asyrofuddin. Wawancara ini dilakukan di Pondok Asyrofuddin, kompleks Pesantren Asyrofuddin di Desa Cipicung, Kecamatan Conggeang, Kabupaten Sumedang. Dan wawancara ini dimulai pada pukul 09:15 (kukuruyuk, terdengar suara ayam). Berikut adalah wawancara yang saya lakukan.
A    :    Yang pertama Pak, coba Bapak jelaskan tentang sejarah Pesantren Asyrofuddin!
B    :    Ya, (kukuruyuk, terdengar suara ayam) sejarah Pesantren Asyrofuddin ini bermula dari salah satu keturunan ya, keturunan sunan Gunung Jati. Eeuu Syarif Hidayatullah salah satu keturunannya yaitu Kiai Asyrofuddin. Beliau keturunan daripada Raja Syamsuddin. Kemudian asal mulanya ehm beliau, disuruh untuk tahta di Cirebon. Tapi karena pada waktu itu zaman penjajahan Belanda, Eu Kasepuhan Cirebon, Kesultanan Cirebon lebih cenderung memihak kepada Kompeni Belanda, penjajah Belanda. Dan Asyrofuddin ehm tidak mau. Karena panutannya yang diikuti Asyrofuddin itu adalah Pangeran Diponogoro atau yang disebut juga Pangeran Onto. Pangeran Onto adalah guru daripada Syeh Asyrofuddin. Kemudian karena tidak mau maka Syeh Asyrofuddin keluar daripada kesultanan Cirebon. Dan beliau bermukim di daerah Ujungjaya. Ujungjaya daerah Cikuleu, beliau mendirikan pesantren. Tapi karena tidak ada keturunannya yang disana maka pesantren Cikuleu, akhirnya Syeh Asyrofuddin pindah ke daerah Cipicung Conggeang Sumedang. Itu juga atas perintah Otto eeuu atau amanat yang diberikan oleh Raja atau Pangeran Sumedang pada waktu itu yaitu Pangran Soegih kurang lebih tahun 1846 Ehm. Sejarahnya jadi wilayah Cipicung ini terkenal sebagai wilayah yang angker, banyak masyarakat yang menjadi korban baik itu dari kalangan hewan buas ataupun Jin, makhluk gaib dan sebagainya maka terdengar kabar dari masyarakat yang sudah resah kemudian Syeh Asyrofuddin mencoba untuk membuka lahan ini. Dan lahan ini Alhamdulillah setelah di ehm taklukan oleh Asyrofuddin terutama dari kawasan mata air yang terkenal angker, maka daerah ini dibuka yang kurang lebih tahun 1846 (Druuud, terdengar suara motor). Cipicung ini sendiri daripada asal kata dari daerahnya Cipicung, Tapi (Druud, terdengar suara motor) yang pertama kali dijadikan padepokan oleh Syeh Asyrofuddin namanya adalah Adisela Singanaga. Adi sendiri berarti tanah yah, bumi. Sela itu adalah batu. Singa adalah hewan buas, Singa, Macan dan sebagainya. Naga dan Ular. Artinya Adisela singanaga ini tempatnya, tempat yang penuh dengan batu, Singa dan Ular saking angkernya pada waktu itu yah. Kemudian setelah ditlakukan oleh Syeh Asyrofuddin maka (Druuud, terdengar suara motor) tanah ini kurang lebih luasnya (Druud, terdengar suara motor) tiga hektar diwakafkan untuk dikembangkan demi kemajuan agama islam (ciak-ciak terdengar suara anak ayam) oleh Syeh Asyrofuddin atas pemberian dari (Ohok ohok, terdengar suara batuk) Pangeran Soegih begitu mungkin ehm.
A    :    Eu... Terus dari nama pesantren itukan, itukan diambil dari nama dari seseorang tokoh Kiai Asyrofuddin. Mungkin bapak bisa menjelaskan tentang asal usul dari Kiai Asyrofuddin!
B    :    Asyrofuddin sendiri ya.. ini ada nih. Beliau keturunan dari Sunan Gunung Djati Hmmm.. Beliau dari Raja Syamsuddin ya, Raja Syamsuddin terus keatasnya sampai ke Kesultanan Sepuh Pangeran Raja. Ehm euu dan keatasnya ini mungkin nanti bisa di coppykan biar lebih jelasnya gitu ya. Sultan Sepuh Raja Syamsuddin kemudian Panembahan Ratu Dua, kemudian Pangeran Dipati Dicirebon Dua atau Pangeran Sadanggayan bin Panembahan Ratu Satu Pangeran Emas, kemudian Pangeran Dipati Cirebon satu atau Pangeran Swarga, ehm kemudian Wakil Sunan Gunung Djati atau Fatahilah, Sultan Padlankan  atau Batubatu Pase, kemudian keatasanya Pangeran Pasarean atau Pangeran Muhammad Arifin, Kemudian sampai ke asalnya yaitu Syeh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Djati atau Susuhunan Djati Purbawisesa, Syeh Maulana Djati begitu Mungkin.
A    :    Terus Pak, atas alasan apakah eu Kiai Asyrofuddin mendirikan Pesantren Asyrofuddin selain eu keagamaan dan pendidikan!
B    :    Ini Syeh Asyrofuddin sebelum mendirikan Pondok  Pesantren ini atas dasar karena beliau berpegang teguh kepada ajaran daripada Pangeran Onto atau Pangeran Diponogoro menyebarkan agama Islam ehm. Asal mulanya itu pesantren ini tidak ada nama gitu, namanya yaitu Adisela Singanaga. Nama pondok pesantren Asyrofuddin sendiri itu baru dicetuskan oleh ayah saya tahun enam puluh limaan kurang lebih, 1965 maka beliau mengganti dari pada pondok Pesantren Adisela Singanaga menjadi pondok Pesantren Asyrofuddin sebagai bentuk kaula atau otoritas kepada pendiri pesantren, dan itu adalah jadi semata-mata hanya untuk bersyiah kepada islam mendengarkan kalimat Allah SWT begitu Ehm.
A    :    Terus pak dalam sikap pemerintah Sumedang sendiri dan Hindia Belanda terhadap terbentuknya Pesatren Asyrofuddin itu seperti apa pak?
B    :    Sikap?
A    :    Pemerintah Sumedang dan Hindia Belanda.
B    :    Hmm Sikap pemerintah sendiri itu, pada waktu itu kebetulan dari (Druud, terdengar suara motor) Pemeintah Pangeran Soegih, pada dasarnya sama prinsipnya dengan Syeh Asyrofuddin. Jadi beliau menolak eu kerjasama dengan Belanda, koperatif Belanda, dan akhirnya eu pondok Pesantren Asyrofudin, kesultanan Asyrofuddin juga bekerjasama dengan Pangeran Soegih ehm untuk mengembangkan agama Islam diwilayah Cipicung Conggean ini gitu. Jadi pada dasarnya mereka berprinsip sama Pemerintahan Sumedang yang pada waktu itu dipimpin oleh Pangeran Soegih eu bermuara atau berpacu kepada prinsip yang dipegang oleh Pangeran Diponogoro alias Pangeran Onto. Ohok (terdengar suara Batuk).
A    :    Terus pak yang selanjutnya adalah Pesantren Assyrofuddin kan mengalami perpindahan dari tempat ke tempat lain, (Drud , terdengar suara motor) lalu atas dasar apakah Asyrofuddin berpindah-pindah tempat?
B    :    Jadi asal mulanya sebelum ke Cipicung, Syeh Asyrofuddin menetap di Ujungjaya tepatnya di Cikuleu. Cikuleu pada waktu itu kebetulan masih daerah rawan juga ya, daerah Ujungjaya kemudian beliau mendirikan Pesantren cuman pada waktu itu pesanternnya tidak.. tidak sebesar gitu yang di Cipicung sekarang. Dan beliau disana sama adeknya, adeknya eu Siti Angrum Kertadjati. Beliau dimakamkan disana. Karena setelah itu kemudian beliau pindah ke Cipicung, karena melihat potensi yang lebih besar di Conggeang ini. Selain daripada tempatnya yang angker masyarakat sudah banyak korban begitu ehm. Akhirnya beliau atas pemberian tanah wakaf dari Pangeran Soegih, beliau pindah dari Cikuleu ke Cipicung gitu. Dan di Cipi, Cikuleu sendiri diberikan oleh adeknya, tapi adeknya kebetulan tidak ada penerus maka sampai sekarang yang di Cikuleu itu hanya nama saja. Jadi ada nama jalan, jalan Pesantren. Dulu disana bekas pemondokan atau eu padepokan daripada syeh asyrofuddin. Cikuleu daerah Ujungjaya. (aaa, terdengar suara anak kecil) Ujung jaya bahkan masih ada peninggalan Asyrofuddin berupa tanah dari pohon-pohon jati yang sudah besar ehm.
A    :    Terus pak pada saat pemindahan pesanteren ke kampung Cipicung, lalu sikap dari masyarakatnya, masyarakat Conggeang seper seperti apa? Dan keadaan masyarakat dari segi sosial, budaya serta ekonomi!
B    :    (Druud, terdengar suara motor) Ya pada waktu itu (ohok, terdengar suara batuk) Masyarakat masih sangat awam ya, sangat awam apalagi dari segi sosial, lebih-lebih dalam masalah agama (wawewo, terdengar suara anak kecil) maka disini saking banyaknya orang yang menyembah-nyembah kepada hal-hal yang berbau musyrik atupun mistik. Ehm setelah pesantern Asyrofuddin pindah kesini, karena beliau terkenal sebagai ya katakanlah wali Allah ataupun eu orang-orang sunah menyebutnya orang-orang sakti setelah menaklukan daerah ini karena pada waktu itu banyak masyarakat yang menjadi korban, apakah itu dimakan atau ular ataupun eu macan dan sebagainya ya, (Druud, terdengar suara motor) karena saking angkernya maka masyarakat merasa berterima kasih kepada Syeh Assyrofudin bahkan masyarakat bekerja sama (Druud, terdengar suara motor) setelah itu pelan-pelan perlahan ada yang berguru kepada beliau, tapi sekarang masyarakat conggeang itu turun-temurun dari kakek-kakeknya sampai cucu-cucunya sekarang itu mereka masih berjasa kepada Syeh Asyrofuddin. Syeh Asyrofuddin yang (Druud, terdengar suara motor) telah membuka lahan ini. dari segi budaya juga itu mereka akhirnya terbawakan oleh apa yang (Drud, terdengar suara motor) dibawa oleh Syeh Asyrofuddin. Misalnya dari segi keagamaan, atau segi kebudayaan misalnya dari apa eu musik-musik khas agama Cirebon yang dibawa oleh beliau sampai lagu Maulid misalnya maulid maulid taliba, maulid berjanji itu masyarakat semuanya ikut kepada Syeh Asyrofuddin begitu. Ehm..
A    :    Terus pak, eu da dan dari keadaan pmrintahan sendiri seperti apa? seperti pada masa penjajahan terutama eu pendirian eu pembangunan di conggeang ini pak, eu keadaan pemerintah sendiri pada masa Kolonial Belanda!
B    :    Pemerintah Conggeang?
A    :    Iya
B     :   Pemerintahan, keadaan pemerintah masyarakat Conggeang pada masa Kolonial Belanda itu akhirnya kemudian mereka sama-sama gitu ya bergabung disini yang kebetulan pemerintah Conggeang juga ehm mereka melawan penjajahan Belanda, bahkan di Cipicung sendiri sekarang, dulu itu Cipicung sendiri itu dijadikan markas para pejuang kebetulan disini ada sebuah goa ya iya kan, diatas sana itu ada sebuah Goa, ya bukan Goa sih namanya tapi batu yang saling bertumpuk cuman masyarakat menyebutnya Goa gitu. Di Goa itu sendiri suka dijadikan tempat perkumpulan para pejuang untuk eu bermusyawarah dan bekerja sama melawan kolonial Belanda. Ehm ehm ehm.
A    :    Eu terus pak apakah ada suatu timbal balik antara pemerintahan Sumedang dengan Pesantren Asyrofuddin?
B    :    Ya eu.. timbal baliknya itu dari kerjasama tersebut alhamdulillah sampai sekarang eu keturununan daripada Syeh Asyrofuddin dan Keturunan daripada Pangeran Soegih, sampai sekarang masih terjalin erat bahkan jadi eu ya tidak jarang mereka memberikan tanah wakaf kepada kita eu termasuk yang sekarang ini mungkin akan digarap ya, dua tanah wakaf dari Kerajaan Sumedang ehm, Sumedang keturunan (ohok-ohok terdengar suara batuk dari anak kecil) dari Pangeran Soegi. (ohok-ohok terdengar suara batuk dari anak kecil) Ada itu timbal baliknya sampai sekarang eu masih  terjalin dengan baik. (Euu, terdengar suara dari anak kecil)
A    :    Kemudian (Eum, terdengar suara anak kecil) eu dalam masa penjajahan, apakah ada sebuah ancaman ataukah tidak ada? Kemudian apa yang dilakukan para santri dalam menghadapi para penjajah pada masa Hindia Belanda dan pada Masa Pendudukan Jepang?
B    :    Kalau itu sendiri eu para santri pada waktu itu belum banyak ya, masih sekitar puluhan orang jadi gak sampai. Tapi atas didikan dari Syeh Asyrofuddin eu dalam Istilahnya para santri itu di didik  menjadi jawara-jawara, yang kemudian mereka bekerjasama melawan Kolonial Belanda. (adahah alahah, terdengar suara anak kecil) Terus sampai ke masa penjajahan jepang dan masa tahun-tahun lima puluhan enam puluh. (emm aden, terdengar suara anak kecil) masa gerombolan itu sendiri di pimpin oleh kakek saya, akhirnya Alhamdulillah di Pesantren Cipicung ini menjadi basis perlindungan masyarakat. Jadi semuanya masyarakat semua menjadi merasa aman. Semuanya bisa berada (ehm, terdengar suara orang) Pesantren Cipicung malah suatu ketika ada cerita ya, ceritanya jadi kakek saya itu ehm mereka menggunakan ataupun apa gerombolan-gerombolan itu tidak berani masuk kesini ya (Druud, terdengar suara motor) kata mereka itu Pesantern Asyrofuddin atau Pesantren Cipicung (Druud, terdengar suara motor) gak kelihatan. Padahal jalan sudah ada di depan mata gitu. Jadi mungkin ya karena apa kesolehan mereka berdo’a kepada Allah SWT., kata orang (Druud, terdengar suara motor) Sunda bilang mereka itu ya masih sakti-sakti gitu ya. Jadi mereka dikasih do’a-do’a, kemudian disalurkan, tidak jarang Kolonial Belanda ataupun Jepang ataupun gerombolan yang bisa masuk kesini dan mereka merasakan tidak melihat ada suatu kampung disini padahal jalannya sudah jelas itu ehm. Jadi karena hal tersebut merasa aman kalau tinggal di Cipicung ini ehm.
A    :    Terus dalam proklamasi kemerdekaan, bagaimanakah sikap para santri pada saat itu?
B    :    Proklamasi kemerdekaan sendiri ya para santri pada waktu itu se gimana ya, jadi belum banyak yang mukim. Sama halnya dengan seluruh masyarakat Indonesia begitu proklamasi berkumandang maka seluruh santri yang ada disini merasa bergembira tapi ya begitu jadi santri dulu belum mukim seperti sekarang ahah jadi ya, mereka mengaji di siang hari, eu bekerja pada siang hari kemudian malam harinya disini. Siangnya pulang lagi ke rumah, malamnya kembali lagi ke pondok begitu mungkin.
A    :    Kemudian setelah kemerdekaan Indonesia, kan dalam sistem pendidikan banyak bangunan, bangunan-bangunan pendidikan yang ada di wilayah kabupaten Sumedang, lalu apakah masyarakat yang minat ke Pesantren banyak ataukah berkurang?
B    :    Jadi seiring perkembangan jaman, eu dulu ayah saya merintis MTs pertama kali alhamdulillah reponnya baik daripada  masyarakat. Tapi sekarang juga meskipun daripada minat masyarakat Conggeang khususnya dan umumnya kepada masyarakat yang diluar, rata-rata mereka ya lebih memilih sekolah di luar gitu. ya sekolah di sekolah Umum, mungkin dari segi presentase juga masyarakat yang mesantren di Cipicung hanya sekitar tigapuluh persenlah. Sisanya yang tujuh puluh persen itu rata-rata dari luar. Luar daerah seperti Subang, Indramayu, Jakarta dan sebagainya menurut sumber. Yang dari Conggeang mungkin tiga puluh persenan. Tapi setelah sekarang dibuka ada apa universitasnya juga, ya Alhamdulillah perlahan-lahan minat masyarakat juga untuk mesantrenkan disini. Sekarang jumlah santrinya ya kurang lebih tigaratus lima puluh yang mukim disni belum yang di luar, yang mahasiswa mahasiswi itu kurang lebih sampai seratus orang. Ditambah ada apa TK itu. TK kebetulan TK, TK lokasinya tidak di sini, tapi di alun-alun Conggeang. Ya kurang lebih muridnya tiga puluhan.
A    :    Terus di Indonesia sendiri  kan banyak terdapat aliran-aliran Islam maupun organisasi Islam. Lalu eu bagaimanakah pandangan dari Pesanteren Asyrofuddin mengenai hal itu?
B    :    Kalau secara aliran dalam eu dalam berbagai macam aliran dalam agama Islam, Alhamdulillah kita tetap memegung memegang teguh eu syariat dari Baginda Rosululloh SAW., terus sampai kepada datuk-datuk kami Sunan Gunung Djati karena kebetulan kalau di rulut secara wakaf ya, Sunan Gunung Djati sendiri merupakan keturunan langsung daripada Rosulullah SAW. Otomatis ya Asyrofuddin juga beliau merupakan keturunan langsung daripada Rosulullah SAW. eu generasi ke tiga puluh dua sampai kepada Rosululloh melalui jalur sunan Gunung Djati. Jadi semuanya berpaham berpegang teguh kepada paham Ahli Sunnah wal Jama’ah, bermahabkan As-Syafi’i itu, jadi Alhamdulillah sampai sekarang kita juga selaku penerusnya memegang teguh paham Ahli Sunnah wal Jama’ah, bermahabkan Sunyi  As-Syafi’i, Imam Syafi’i. Dalam Organisasi sendiri kami cenderung kepada ormas Nahdatul Ulama ya. Pimpinan atau pendiri daripada Ki Dahatul Syeh Masari, kebetulan ayah saya juga adalah murid daripada putranya Syeh Masari yaitu Syeh kholik Asih, jadi kita berpegang teguh kepada Nahdatul Ulma atau NU. Sedangkan pada Organisasi ke Politik kita tidak memilih suatu partai manapun ya. Yang penting disini adalah bebaslah terserah diri masing-masing yang penting eu dalam wadah agama Islam ehm. Jadi pada tegasnya kita kepada NU Nahdatul Ulama, sedangkan dari pada eu syariah Qari’ahnya kita kepada Ahli sunnah wal Jama’ah tetap Sunyi As-Syafi’i gitu ya.
A    :    Kemudian, mannfaat seperti apakah yang dirasakan oleh masyarakat Conggeang selain Pendidikan dan Keagamaan pada masa ini?
B    :    Alhamdulillah ya, jadi banyak meskipun tidak ada langsung dari kita ataupun langsung dari alumni gitu ya, yang tersebar di seluruh pelosok. Alhamdulillah mereka mengatakan ya respon yang baik, positif. Masyarakat juga Alhamdulillah mereka eu merasakan manfaat daripada apa yang telah diajarkan oleh guru-guru kami kepada para murid-murid tersebut, jadi tidak jarang mereka sengaja mengundang ataupun mengirimkan kita dari sini mengirimkan kepada masyarakat, para alumni khususnya untuk berda’wah di daerah masing-masing ataupun di luar ya, karena selain itu kita juga berda’wah ada Ari’lah Da’wah, kadang-kadang ke masyarakat luar Alhamdulillah Responnya bagus ya dari masyarakat manapun, terutama dari segi aqidahnya ya yang kurang dari pada masyarakat.
A    :                Oh iya pak, terimakasih atas wawancaranya.
            Eu Demikianlah wawancara yang saya lakukan denang bapak Munzil B.Z. dan berakhir pada pukul 09:35 eh 09 lebih 41.

Weekend Education Ambalan Padjadjara (Ukm PRAMUKA UNPAD)


Rabu, 26 September 2012

Kertas

Uang adalah kertas, cuman untuk mendapatkan kertas tersebut harus kerja keras.